Langsung ke konten utama
Cerita Gus Dur Mengenai Prabowo
Ada satu cerita menarik Gus Dur mengenai sosok Prabowo Subianto. Pesan ini saya dapatkan dari Gus Natsir atau dikenal dengan Gus Cecep putra KH Karim Hasyim bin KH Muhammad Hasyim Asyari. Cerita Peristiwa ini terjadi kurang lebih satu bulan sebelum Gus Dur berpulang kehadirat illahi. Ketika itu berada di Probolinggo Gus Dur, Gus Cecep dan satu orang lainnya yang sedang memijat Gus Dur berada dalam satu ruangan. Setelah ngobrol ngalur ngidul Gus Dur tiba-tiba berseloroh,
“Sayang kemarin Prabowo mencalonkan hanya sebagai wakil presiden (2009), disitu saya tidak terlalu cocok. Nanti kalau seandainya Prabowo itu nyalon sebagai presiden lagi, ya dibantu. Tetapi kalau dia tidak mencalonkan lagi, ya kamu tidak usah milih, tidak usah ikut-ikutan. Yo sudah masuk ke TPS dicoblos semua”
Melihat perkataan Gus Dur tersebut setidaknya menimbulkan berbagai pertanyaan. Mengapa Gus Dur sempat-sempatnya berkata demikian, adakah kaitannya dengan masa depan Indonesia atau sebatas basa-basi Gus Dur saja. Wallahua'alam 
Cerita ini saya tulis sebatas mengenang sosok Gus Dur. Terserah bagaimana dulur-dulur semua menafsiri cerita ini. Mau melihat dari sudut pandang politik, sosial atau lainnya.

Al-Fatihah
*Kutipan perkataan Gus Dur sudah ditranslate kedalam Bahasa Indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsep Nasakom, Gagasan Ideologi Oplosan ala Soekarno

Konsep Nasakom, Gagasan Ideologi  Oplosan  ala Soekarno Rasa jenuh pastinya menggelanyut diperasaan setiap masyarakat Indonesia jika memandang situasi  pemerintahan di Jakarta. Hal ini tak lepas media yang selalu memberitakan tayangan kisruh para elit politik kepada masyarakat. Kisruh yang tak kunjung usai setia mengiringi pemeritahan Jokowi-JK sejak dilatik pertengahan oktober 2014 silam. Keadaan ini diperparah dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang menembus angka Rp.13.150, terburuk pasca reformasi. Harga  BBM yang tiap bulannya naik turun  diikuti melambungnya harga sembako yang kian hari semakin membuat masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama bagi mereka kelas menengah kebawah. Perbedaan mencolok kemampuan ekonomi masyarakat juga menambah gap antara si kaya dengan miskin semakin lebar.  Perhatian serius harus ditekankan pada masa-masa transisi seperti ini karena hal yang tak mungkin bisa terjadi. Akibat dari rasa frustrasi masyarakat yang akut aka
Politik Identitas: Aksi 212 dalam Politik Electoral di Indonesia MT Gerakan massa Islam dalam percaturan elektoral nasional tidak bisa dianggap sebelah mata lagi. Aksi yang di kenal 212 ini mampu menghimpun ratusan ribu massa dalam satu acara menjadi kasus yang menarik. Aksi ini menjadi bagian social movement yang diklaim memperjuangkan kepentingan dari sebagian umat Islam di Indonesia. Aksi ini menjadi agenda rutin setiap bulan Desember, setelah sukses menjalankan agenda Aksi Bela Islam sebelumnya se banyak 6 jilid berturut-turut. Agenda tersebut tak lain untuk mengkriminalisasikan Basuki Tjahya Purnama (Ahok) atas tuduhan penistaan agama pada tahun 2016 sampai 2017 silam. Kini aksi massa kembali digelar dengan tajuk reuni 212 yang juga dipusatkan di Monas. Penamaan aksi 212 merujuk pada aksi puncak yang dihadiri ratusan ribu orang bahkan beberapa versi menyebutkan jutaan sebagai kelanjutan perjuangan aspirasi massa aksi bela Islam 212 awal bulan Desember 2016 lalu. Ak

Ternyata Mengkeramatkan Kuburan Itu "Boleh"

Ternyata Mengkeramatkan Kuburan Itu "Boleh" Makam Rosulullah S.A.W Beberapa waktu yang lalu, seorang tokoh Wahabi mempersoalkan kuburan keramat. Menurut tokoh yang bersangkutan, berziarah ke makam para nabi, para wali dan para ulama, hanya boleh dengan tujuan agar kita mengingat mati dan mendoakan mereka. Sedangkan ziarah ke makam mereka dengan tujuan tabaruk, atau ngalap barokah kata orang Jawa, adalah dilarang dan pasti tidak akan mereka (Wahabi) lakukan. Ziarah dengan tujuan tabaruk, diistilahkan dengan mengkeramatkan kuburan. Tulisan ini akan berusaha mengajak kaum Wahabi untuk berpikir dengan jernih, dan kembali ke ajaran kaum salaf, yang memang mengkeramatkan kuburan keramat, seperti makam para nabi, para wali, orang-orang shaleh dan para ulama. Sebagaimana dimaklumi, bahwa di antara tujuan ziarah kubur, adalah tabaruk, atau ngalap barokah. Ziarah kubur dilakukan dengan tujuan tabaruk, adalah ketika makam yang diziarahi adalah makam para nabi, para wali, orang-o