Langsung ke konten utama

MeneguhkanTradisi Yasinan dan Tahlilan

Kaum Muslimin di Indonesia meyakini bahwa Islam disebarkan di Nusantara oleh para ulama yang alim dalam hal ilmu agama. Berdasarkan kealiman mereka, yang sudah barang tentu melebihi kealiman orang-orang sekarang, mereka melakukan inovasi dan melestarikan tradisi-tradisi Islam yang berlangsung hingga sekarang, seperti tradisi Yasinan, Tahlilan 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1000 hari dan lain-lain. Hanya saja karena umat Islam Nusantara, tidak pernah mempersoalkan dalil-dalil teradisi amaliah Islami tersebut, para ulama kita jarang sekali menjelaskan dalil-dalil tradisi tersebut.
Belakangan setelah fitnah kaum Wahabi mulai masuk ke Nusantara, mulai terjadi gugatan terhadap beragam tradisi yang telah berkembang sebelumnya. Kaum Wahabi beralasan, bahwa tradisi tersebut tidak memiliki dalil. Padahal sebagaimana kita maklumi, kaum Wahabi-lah yang paling miskin dalil. Akan tetapi setelah para ulama kita menjelaskan dalil-dalil tradisi tersebut, kaum Wahabi masih berkilah, โ€œItu mendalili amal, bukan mengamalkan dalil.โ€ Tentu saja, karena kaum Wahabi belum mampu menjawab dalil-dalil yang dikemukakan oleh para ulama. Mengamalkan dalil dan mendalilkan amal, selama dalilnya shahih, tidak ada bedanya.
Berikut ini dalil-dalil bolehnya menetapkan waktu-waktu tertentu untuk melakukan kebaikan dan ibadah.
1) Dalil pertama, hadits Ibnu Umar radhiyallahu โ€˜anhuma:
ุนูŽู†ู’ ุงุจู’ู†ู ุนูู…ูŽุฑูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽุฃู’ุชููŠ ู…ูŽุณู’ุฌูุฏูŽ ู‚ูุจูŽุงุกู ูƒูู„ู‘ูŽ ุณูŽุจู’ุชู ู…ูŽุงุดููŠู‹ุง ูˆูŽุฑูŽุงูƒูุจู‹ุง ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ูŠูŽูู’ุนูŽู„ูู‡ู. ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ
โ€œIbnu Umar radhiyallahu โ€˜anhuma berkata: โ€œNabi shallallahu โ€˜alaihi wasallam selalu mendatangi Masjid Qubaโ€™ setap hari sabtu, dengan berjalan kaki dan berkendaraan.โ€ Abdullah bin Umar radhiyallahu โ€˜anhu juga selalu melakukannya. (HR. al-Bukhari, [1193]).
Hadits di atas menjadi dalil bolehnya menetapkan waktu-waktu tertentu secara rutin untuk melakukan ibadah dan kebaikan. Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam menetapkan hari Sabtu sebagai hari kunjungan beliau ke Masjid Qubaโ€™. Beliau tidak menjelaskan bahwa penetapan tersebut, karena hari Sabtu memiliki keutamaan tertentu dibandingkan dengan hari-hari yang lain. Berarti menetapkan waktu tertentu untuk kebaikan, hukumnya boleh berdasarkan hadits tersebut. Karena itu al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
ูˆููŠ ู‡ุฐุง ุงู„ุญุฏูŠุซ ุนู„ู‰ ุงุฎุชู„ุงู ุทุฑู‚ู‡ ุฏู„ุงู„ุฉ ุนู„ู‰ ุฌูˆุงุฒ ุชุฎุตูŠุต ุจุนุถ ุงู„ุฃูŠุงู… ุจุจุนุถ ุงู„ุฃุนู…ุงู„ ุงู„ุตุงู„ุญู‡ ูˆุงู„ู…ุฏุงูˆู…ู‡ ุนู„ู‰ ุฐู„ูƒ ูˆููŠู‡ ุฃู† ุงู„ู†ู‡ูŠ ุนู† ุดุฏ ุงู„ุฑุญุงู„ ู„ุบูŠุฑ ุงู„ู…ุณุงุฌุฏ ุงู„ุซู„ุงุซู‡ ู„ูŠุณ ุนู„ู‰ ุงู„ุชุญุฑูŠู…
โ€œHadits ini, dengan jalur-jalurnya yang berbeda, mengandung dalil bolehnya menentukan sebagian hari, dengan sebagian amal saleh dan melakukannya secara rutin. Hadits ini juga mengandung dalil, bahwa larangan berziarah ke selain Masjid yang tiga, bukan larangan yang diharamkan.โ€ (Al-Hafizh Ibnu Hajar, Fath al-Bari, juz 3 hlm 69).
2) Hadits Sayidina Bilal radhiyallahu โ€˜anhu
ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠู’ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู†ูŽุจููŠู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูุจูู„ุงูŽู„ู ุนูู†ู’ุฏูŽ ุตูŽู„ุงูŽุฉู ุงู„ู’ููŽุฌู’ุฑู: ยซูŠูŽุง ุจูู„ุงูŽู„ู ุญูŽุฏูู‘ุซู’ู†ููŠู’ ุจูุฃูŽุฑู’ุฌูŽู‰ ุนูŽู…ูŽู„ู ุนูŽู…ูู„ู’ุชูŽู‡ู ูููŠ ุงู’ู„ุฅูุณู’ู„ุงูŽู…ู ููŽุฅูู†ูู‘ูŠู’ ุณูŽู…ูุนู’ุชู ุฏููู‘ูŽ ู†ูŽุนู’ู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ูููŠ ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉูยป ู‚ูŽุงู„ูŽ: ู…ูŽุง ุนูŽู…ูู„ู’ุชู ุนูŽู…ูŽู„ุงู‹ ุฃูŽุฑู’ุฌูŽู‰ ุนูู†ู’ุฏููŠู’ ู…ูู†ู’ ุฃูŽู†ูู‘ูŠู’ ู„ูŽู…ู’ ุฃูŽุชูŽุทูŽู‡ู‘ูŽุฑู’ ุทูŽู‡ููˆู’ุฑู‹ุง ูููŠู’ ุณูŽุงุนูŽุฉู ู…ูู†ู’ ู„ูŽูŠู’ู„ู ุฃูŽูˆู’ ู†ูŽู‡ูŽุงุฑู ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽูŠู’ุชู ุจูุฐูŽู„ููƒูŽ ุงู„ุทู‘ูŽู‡ููˆู’ุฑู ู…ูŽุง ูƒูุชูุจูŽ ู„ููŠู’. ูˆูŽูููŠู’ ุฑููˆูŽุงูŠูŽุฉู : ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูุจูู„ุงูŽู„ู: ยซุจูู…ูŽ ุณูŽุจูŽู‚ู’ุชูŽู†ููŠู’ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉูุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ู…ูŽุง ุฃูŽุฐู‘ูŽู†ู’ุชู ู‚ูŽุทู‘ู ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽูŠู’ุชู ุฑูŽูƒู’ุนูŽุชูŽูŠู’ู†ู ูˆูŽู…ูŽุง ุฃูŽุตูŽุงุจูŽู†ููŠู’ ุญูŽุฏูŽุซูŒ ู‚ูŽุทู‘ู ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุชูŽูˆูŽุถู‘ูŽุฃู’ุชู ูˆูŽุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู‘ูŽ ุฑูŽูƒู’ุนูŽุชูŽูŠู’ู†ู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ยซุจูู‡ูู…ูŽุงยป ุฃูŽูŠู’ ู†ูู„ู’ุชูŽ ุชูู„ู’ูƒูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู†ู’ุฒูู„ูŽุฉูŽยป. ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ (1149) ูˆู…ุณู„ู… (6274) ูˆุฃุญู…ุฏ (9670) ูˆุงู„ู†ุณุงุฆูŠ ููŠ ูุถุงุฆู„ ุงู„ุตุญุงุจุฉ (132) ูˆุงู„ุจุบูˆูŠ (1011) ูˆุงุจู† ุญุจุงู† (7085) ูˆุฃุจูˆ ูŠุนู„ู‰ (6104) ูˆุงุจู† ุฎุฒูŠู…ุฉ (1208) ูˆุบูŠุฑู‡ู….
โ€œAbu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu โ€˜alaihi wasallam bertanya kepada Bilal ketika shalat fajar: โ€œHai Bilal, kebaikan apa yang paling engkau harapkan pahalanya dalam Islam, karena aku telah mendengar suara kedua sandalmu di surga?โ€. Ia menjawab: โ€œKebaikan yang paling aku harapkan pahalanya adalah aku belum pernah berwudhuโ€™, baik siang maupun malam, kecuali aku melanjutkannya dengan shalat sunat dua rakaat yang aku tentukan waktunya.โ€ Dalam riwayat lain, beliau shallallahu โ€˜alaihi wasallam berkata kepada Bilal: โ€œDengan apa kamu mendahuluiku ke surga?โ€ Ia menjawab: โ€œAku belum pernah adzan kecuali aku shalat sunnat dua rakaat setelahnya. Dan aku belum pernah hadats, kecuali aku berwudhu setelahnya dan harus aku teruskan dengan shalat sunat dua rakaat karena Allahโ€. Nabi shallallahu โ€˜alaihi wasallam berkata: โ€œDengan dua kebaikan itu, kamu meraih derajat ituโ€.(HR. al-Bukhari (1149), Muslim (6274), al-Nasaโ€™i dalam Fadhail al-Shahabah (132), al-Baghawi (1011), Ibn Hibban (7085), Abu Yaโ€™la (6104), Ibn Khuzaimah (1208), Ahmad (5/354), dan al-Hakim (1/313) yang menilainya shahih.).
Nabi shallallahu โ€˜alaihi wasallam belum pernah menyuruh atau mengerjakan shalat dua rakaat setiap selesai berwudhu atau setiap selesai adzan, akan tetapi Bilal melakukannya atas ijtihadnya sendiri, tanpa dianjurkan dan tanpa bertanya kepada Nabi shallallahu โ€˜alaihi wasallam.Ternyata Nabi shallallahu โ€˜alaihi wasallam membenarkannya, bahkan memberinya kabar gembira tentang derajatnya di surga, sehingga shalat dua rakaat setiap selesai wudhu menjadi sunnat bagi seluruh umat. Dengan demikian, berarti menetapkan waktu ibadah berdasarkan ijtihad hukumnya boleh. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata ketika mengomentari hadits tersebut:
ูˆูŠุณุชูุงุฏ ู…ู†ู‡ ุฌูˆุงุฒ ุงู„ุงุฌุชู‡ุงุฏ ููŠ ุชูˆู‚ูŠุช ุงู„ุนุจุงุฏุฉ ู„ุฃู† ุจู„ุงู„ุง ุชูˆุตู„ ุฅู„ู‰ ู…ุง ุฐูƒุฑู†ุง ุจุงู„ุงุณุชู†ุจุงุท ูุตูˆุจู‡ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆ ุณู„ู…
โ€œDari hadits tersebut dapat diambil faedah, bolehnya berijtihad dalam menetapkan waktu ibadah. Karena sahabat Bilal mencapai derajat yang telah disebutkan berdasarkan istinbath (ijtihad), lalu Nabi shallallahu โ€˜alaihi wasallam membenarkannya.โ€ (Al-Hafizh Ibnu Hajar, Fath al-Bari, juz 3 hlm 34).
3) Hadits Ziarah Tahunan
ุนู† ู…ุญู…ุฏ ุจู† ุฅุจุฑุงู‡ูŠู… ู‚ุงู„: ูƒุงู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูŠุฃุชูŠ ู‚ุจูˆุฑ ุงู„ุดู‡ุฏุงุก ุนู„ู‰ ุฑุฃุณ ูƒู„ ุญูˆู„ ููŠู‚ูˆู„:โ€ุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ูŠูƒู… ุจู…ุง ุตุจุฑุชู… ูู†ุนู… ุนู‚ุจู‰ ุงู„ุฏุงุฑโ€ุŒ ูˆุฃุจูˆ ุจูƒุฑ ูˆุนู…ุฑ ูˆุนุซู…ุงู†
โ€œMuhammad bin Ibrahim berkata: โ€œNabi shallallahu โ€˜alaihi wasallam selalu mendatangi makam para syuhadaโ€™ setiap tahun, lalu berkata: โ€œSalam sejahtera semoga buat kalian sebab kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.โ€ Hal ini juga dilakukan oleh Abu Bakar, Umar dan Utsman. (HR. al-Thabari dalam Tafsir-nya [20345], dan Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya juz 4 hlm 453).
Hadits di atas juga disebutkan oleh al-Hafizh Jalaluddin as-Suyuthi dalam Syarh al-Shudur hlm 185, dan ditentukan bahwa makam Syuhada yang diziarahi setiap oleh Nabi shallallahu โ€˜alaihi wasallam adalah Syuhada peperangan Uhud. Hadits ini dapat dijadikan dalil, tentang tradisi haul kematian setiap tahun.
4) Atsar Sayyidah Fathimah radhiyallahu โ€˜anha
ุนู† ู…ุญู…ุฏ ุจู† ุนู„ูŠ ู‚ุงู„ ูƒุงู†ุช ูุงุทู…ุฉ ุจู†ุช ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆ ุณู„ู… ุชุฒูˆุฑ ู‚ุจุฑ ุญู…ุฒุฉ ูƒู„ ุฌู…ุนุฉ
โ€œMuhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin berkata: โ€œFathimah putrid Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam selalu berziarah ke makam Hamzah setiap hari Jumโ€™at.โ€ (HR. Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf [6713]).
ุนู† ุงู„ุญุณูŠู† ุจู† ุนู„ูŠ : ุฃู† ูุงุทู…ุฉ ุจู†ุช ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆ ุณู„ู… ูƒุงู†ุช ุชุฒูˆุฑ ู‚ุจุฑ ุนู…ู‡ุง ุญู…ุฒุฉ ูƒู„ ุฌู…ุนุฉ ูุชุตู„ูŠ ูˆ ุชุจูƒูŠ ุนู†ุฏู‡ ู‡ุฐุง ุงู„ุญุฏูŠุซ ุฑูˆุงุชู‡ ุนู† ุขุฎุฑู‡ู… ุซู‚ุงุช
โ€œAl-Husain bin Ali berkata: โ€œFathimah putri Nabi shallallahu โ€˜alaihi wasallam selalu berziarah ke makam pamannya, Hamzah setiap hari Jumโ€™at, lalu menunaikan shalat dan menangis di sampingnya.โ€ (HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak [4319], al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra [7000]).
5) Atsar Ibnu Abbas radhiyallahu โ€˜anhuma:
ุนูŽู†ู’ ุงุจู’ู†ู ุนูŽุจู‘ูŽุงุณู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุญูŽุฏู‘ูุซู’ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูŽ ูƒูู„ู‘ูŽ ุฌูู…ูุนูŽุฉู ู…ูŽุฑู‘ูŽุฉู‹ ููŽุฅูู†ู’ ุฃูŽุจูŽูŠู’ุชูŽ ููŽู…ูŽุฑู‘ูŽุชูŽูŠู’ู†ู ููŽุฅูู†ู’ ุฃูŽูƒู’ุซูŽุฑู’ุชูŽ ููŽุซูŽู„ูŽุงุซูŽ ู…ูุฑูŽุงุฑู ูˆูŽู„ุง ุชูู…ูู„ู‘ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูŽ ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ูŽ. ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ.
Ibnu Abbas radhiyallahu โ€˜anhuma berkata: โ€œSampaikanlah hadits kepada manusia setiap hari Jumโ€™at. Jika kamu tidak mau, maka lakukan dua kali dalam sepekan. Jika masih kurang banyak, maka tiga kali dalam sepekan. Jangan kamu buat orang-orang itu bosan kepada al-Qurโ€™an ini. (HR. al-Bukhari [6337]).
Keterangan:
Menetapkan hari-hari tertentu dengan kebaikan, telah berlangsung sejak masa sahabat. Karena itu para ulama di mana-mana, mengadakan tradisi Yasinan setiap malam Jumโ€™at atau lainnya, dan beragam tradisi lainnya. Hal ini telah berlangsung sejak masa salaf.
6) Atsar Ibnu Masโ€™ud radhiyallahu โ€˜anhu
ุนูŽู†ู’ ุดูŽู‚ููŠู‚ู ุฃูŽุจูู‰ ูˆูŽุงุฆูู„ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ู ูŠูุฐูŽูƒู‘ูุฑูู†ูŽุง ูƒูู„ู‘ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ู ุฎูŽู…ููŠุณู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฑูŽุฌูู„ูŒ ูŠูŽุง ุฃูŽุจูŽุง ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุฅูู†ู‘ูŽุง ู†ูุญูุจู‘ู ุญูŽุฏููŠุซูŽูƒูŽ ูˆูŽู†ูŽุดู’ุชูŽู‡ููŠู‡ู ูˆูŽู„ูŽูˆูŽุฏูุฏู’ู†ูŽุง ุฃูŽู†ู‘ูŽูƒูŽ ุญูŽุฏู‘ูŽุซู’ุชูŽู†ูŽุง ูƒูู„ู‘ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ู. ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูŽุง ูŠูŽู…ู’ู†ูŽุนูู†ูู‰ ุฃูŽู†ู’ ุฃูุญูŽุฏู‘ูุซูŽูƒูู…ู’ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ูƒูŽุฑูŽุงู‡ููŠูŽุฉู ุฃูŽู†ู’ ุฃูู…ูู„ู‘ูŽูƒูู…ู’. ุฅูู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽุชูŽุฎูŽูˆู‘ูŽู„ูู†ูŽุง ุจูุงู„ู’ู…ูŽูˆู’ุนูุธูŽุฉู ููู‰ ุงู„ุฃูŽูŠู‘ูŽุงู…ู ูƒูŽุฑูŽุงู‡ููŠูŽุฉูŽ ุงู„ุณู‘ูŽุขู…ูŽุฉู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง. ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ ูˆู…ุณู„ู…
โ€œSyaqiq Abu Wail berkata: โ€œAbdullah bin Masโ€™ud memberikan ceramah kepada kami setiap hari Kamis. Lalu seorang laki-laki berkata kepada beliau: โ€œWahai Abu Abdirrahman, sesungguhnya senang dengan pembicaraanmu dan selalu menginginkannya. Alangkah senangnya kami jika engkau berbicara kepada kami setiap hari?โ€ Ibnu Masโ€™ud menjawab: โ€œTidaklah mencegahku untuk berbicara kepada kalian, kecuali karena takut membuat kalian bosa. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam memberikan nasehat kepada kami dalam hari-hari tertentu, khawatir membuat kami bosan.โ€ (HR. al-Bukhari [70], dan Muslim [7305]).
Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam tidak memiliki waktu tertentu untuk berceramah kepada para sahabatnya, kecuali dalam khutbah Jumโ€™at dan hari raya secara rutin. Beliau memberikan nasehat kepada mereka kadang-kadang saja, atau ketika ada suatu hal yang perlu diingatkan kepada mereka. Kemudian setelah beliau wafat, para sahabat menetapkan hari-hari tertentu untuk menggelar pengajian. Hal ini membuktikan bahwa menetapkan hari-hari tertentu untuk kebaikan hukumnya boleh.
7) Fatwa Syaikh Nawawi Banten rahimahullah
ูˆุงู„ุชุตุฏู‚ ุนู† ุงู„ู…ูŠุช ุจูˆุฌู‡ ุดุฑุนูŠ ู…ุทู„ูˆุจุŒ ูˆู„ุง ูŠุชู‚ูŠุฏ ุจูƒูˆู†ู‡ ุณุจุนุฉ ุฃูŠุงู… ุฃูˆ ุฃูƒุซุฑ ุฃูˆ ุฃู‚ู„ุŒ ูˆุชู‚ูŠูŠุฏู‡ ุจุจุนุถ ุงู„ุฃูŠุงู… ู…ู† ุงู„ุนูˆุงุฆุฏ ูู‚ุท ูƒู…ุง ุฃูุชู‰ ุจุฐู„ูƒ ุงู„ุณูŠุฏ ุฃุญู…ุฏ ุฏุญู„ุงู†ุŒ ูˆู‚ุฏ ุฌุฑุช ุนุงุฏุฉ ุงู„ู†ุงุณ ุจุงู„ุชุตุฏู‚ ุนู† ุงู„ู…ูŠุช ููŠ ุซุงู„ุซ ู…ู† ู…ูˆุชู‡ ูˆููŠ ุณุงุจุน ูˆููŠ ุชู…ุงู… ุงู„ุนุดุฑูŠู† ูˆููŠ ุงู„ุฃุฑุจุนูŠู† ูˆููŠ ุงู„ู…ุงุฆุฉ ูˆุจุนุฏ ุฐู„ูƒ ูŠูุนู„ ูƒู„ ุณู†ุฉ ุญูˆู„ุง ููŠ ูŠูˆู… ุงู„ู…ูˆุช ูƒู…ุง ุฃูุงุฏ ุดูŠุฎู†ุง ูŠูˆุณู ุงู„ุณู†ุจู„ุงูˆูŠู†ูŠ. (ุงู„ุดูŠุฎ ู†ูˆูˆูŠ ุงู„ุจู†ุชู†ูŠุŒ ู†ู‡ุงูŠุฉ ุงู„ุฒูŠู† ุต/281).
Bersedekah untuk orang meningga dengan cara yang syarโ€™i itu dianjurkan. Hal tersebut tidak terbatas dengan tujuh hari, lebih atau kurang. Membatasi sedekah dengan sebagian hari, termasuk tradisi saja sebagaimana fatwa Sayyid Ahmad Dahlan. Tradisi masyarakat telah berlangsung dengan bersedekah pada hari ketiga kematian, ketujuh, keduapuluh, keempat puluh, keseratus, dan sesudah itu dilakukan setiap tahun hari kematian, sebagaimana dijelaskan oleh guru kami Yusuf al-Sunbulawaini. (Syaikh Nawawi Banten, Nihayah al-Zain, hlm 281).
Paparan di atas memberikan kesimpulan, bahwa menetapkan hari-hari tertentu untuk melakukan kebaikan secara rutin, adalah tradisi Islami yang mulia, berdasarkan Sunnah Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam dan tradisi para sahabat. Alhamdulillah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ternyata Mengkeramatkan Kuburan Itu "Boleh"

Ternyata Mengkeramatkan Kuburan Itu "Boleh" Makam Rosulullah S.A.W Beberapa waktu yang lalu, seorang tokoh Wahabi mempersoalkan kuburan keramat. Menurut tokoh yang bersangkutan, berziarah ke makam para nabi, para wali dan para ulama, hanya boleh dengan tujuan agar kita mengingat mati dan mendoakan mereka. Sedangkan ziarah ke makam mereka dengan tujuan tabaruk, atau ngalap barokah kata orang Jawa, adalah dilarang dan pasti tidak akan mereka (Wahabi) lakukan. Ziarah dengan tujuan tabaruk, diistilahkan dengan mengkeramatkan kuburan. Tulisan ini akan berusaha mengajak kaum Wahabi untuk berpikir dengan jernih, dan kembali ke ajaran kaum salaf, yang memang mengkeramatkan kuburan keramat, seperti makam para nabi, para wali, orang-orang shaleh dan para ulama. Sebagaimana dimaklumi, bahwa di antara tujuan ziarah kubur, adalah tabaruk, atau ngalap barokah. Ziarah kubur dilakukan dengan tujuan tabaruk, adalah ketika makam yang diziarahi adalah makam para nabi, para wali, orang-o...

Inovasi Pemerintahan, Program Gempita Kab. Jombang

Mengapa program/kebijakan tersebut muncul? Sebelum tahun 2012 Kabupaten Jombang termasuk dalam kategori daerah yang pemenuhan gizi untuk ibu hamil dan bayi yang rendah. Jombang menjadi 10 kabupaten di Jawa Timur yang mendapat lampu kuning mengenai masalah asupan gizi tersebut, baik kepada gizi ibu hamil dan pada balita. Sehingga kabupaten Jombang diharuskan membuat suatu program untuk menggalakan masyarakat terhadap peningkatan pemberin gizi kepada anak-anak. Paling utama yakni asupan ASI pada bayi usia 6 bulan pertama sejak kelahiran.  Apa tujuan program/kebijakan tersebut? Tujuan dari program Gempita ini adalah untuk meningkatkan pemberian ASI ekslufif kepada bayi sekaligus untuk memperbaiki gizi pada ibu hamil dan anak di Kabupaten Jombang. Bagaimana gagasan itu bekerja? Implementasi dari program Gempita di Kabupten Jombang oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang mulai diterapkan pada tahun 2012. Pada tahun 2012 tersebut melalui kelompok peduli ASI (KP-A...

Konsep Nasakom, Gagasan Ideologi Oplosan ala Soekarno

Konsep Nasakom, Gagasan Ideologi  Oplosan  ala Soekarno Rasa jenuh pastinya menggelanyut diperasaan setiap masyarakat Indonesia jika memandang situasi  pemerintahan di Jakarta. Hal ini tak lepas media yang selalu memberitakan tayangan kisruh para elit politik kepada masyarakat. Kisruh yang tak kunjung usai setia mengiringi pemeritahan Jokowi-JK sejak dilatik pertengahan oktober 2014 silam. Keadaan ini diperparah dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang menembus angka Rp.13.150, terburuk pasca reformasi. Harga  BBM yang tiap bulannya naik turun  diikuti melambungnya harga sembako yang kian hari semakin membuat masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama bagi mereka kelas menengah kebawah. Perbedaan mencolok kemampuan ekonomi masyarakat juga menambah gap antara si kaya dengan miskin semakin lebar.  Perhatian serius harus ditekankan pada masa-masa transisi seperti ini karena hal yang tak mungkin bisa terjadi. Akibat dari rasa frust...