1.1
Latar Belakang
Partai politik merupakan salah satu sarana untuk menyalurkan
aspirasi elit-elit politik dalam upayanya memperoleh kekuasaan. Dengan
mengusung kepentingan kelompok melalui
platform politik yang khas menjadikan partai politik sebagai sarana pembangunan
nalar politik bagi masyarakat. Pembalajaran disini memposisikan partai politik
tidak hanya sebagai alat untuk memperoleh kekusaan semata. Banyak fungsi yang
sebenarnya dimiliki partai politik bagi
masyarakat pada umumnya semisal partai politik sebagai sarana komunikasi
politik yang mengatur dan meyalurkan banyak keinginan masyarakat sehingga
muncul kesamaan tujuan. Disisi lain partai politik juga bisa difungsikan
sebagai alat pemahaman setiap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah
kepada masyarakat. Selain itu pertai juga sebagai sarana rekrutmen politik
sekaligus sarana dalam mengatur konflik. Meskipun pada fakta rill dilapangan
fungsi partai yang terlihat hanya pada proses merengkuh kekuasaan saja.
Tidak bekerjanya fungsi partai politik di Indonesia terjadi
dikarenakan adanya sikap pragmatisme partai yang lebih mementingkan bagaimana
mempertahankan kekuasaan dibanding dengan mempertahankan idealisme partai itu
sendiri. Hal ini terlihat dari proses rekrutmen partai dalam pileg maupun
pilkada, terlihat jelas partai hanya menimbang aspek ekonomi semata dibanding
dengan kapasitas dan kemampuan calon dalam menjalankan tugas dan perannya. komunikasi
partai politik pun lebih condong untuk propaganda kepentingan partai tersebut.
tak heran jika hal tersebut memunculkan opini negatif publik tentang partai
politik di Indonesia.
Pada titik inilah partai politik harus cepat dan jeli dalam membaca
situasi yang muncul di masyarakat. Gerak cepat dalam menyusun strategi sangat
dibutuhkan guna memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Adu strategi dilakukan
antar partai politik demi memperoleh suara sebanyak-banyaknya. Utamanya ketika
musim pemilihan umum tiba, partai politik menawarkan banyak program yang
dijadikan landasan untuk menjaring konstituen. Tak ayal beberbagai macam cara
dilakukan dari melibatkan konsultan politik, dana yang banyak hingga konsep political
marketing atau marketing politik. konsep ini dijalankan oleh para pengurus
partai demi mengemas citra partainya sedemikian rupa.
Kita bisa mengamati kegiatan dan program partai politik pada 2014
silam. Kampanye dengan pengerahan massa yang begitu besar dan biaya iklan
politik dimedia massa maupun elektronik tak segan-segan digelontorkan. Maka tak
aneh jika mayoritas partai politik memasang mahar yang tinggi bagi para calon legislatif maupun
kepala daerah menggunakan partai sebagai kendaraan politik sekaligus mesin
pendulang suara pada waktu pemilihan.
2.2 Definsi Marketing Politik
Marketing Politik atau pemasaran politik merupakan
suatu strategi yang diterapkan oleh suatu partai atau kadidat yang menggunakan
penelitian melalui jajak pendapat dan analisa lingkungan untuk menawarkan dan
mempromosikan beberapa produk yang ditujukan untuk menarik simpati para pemilih
sehingga tujuan dari organisasi bisa tercapai.[1] Pemasaran
politik menurut Adman Nursal berarti serangkaian aktivitas terencana, tapi juga
taktis, berdimensi jangka panjang dan jangka pendek, untuk menyebarkan makna
politik kepada para pemilih. Tujuannya adalah membentuk dan menanamkan harapan,
sikap, keyakinan, orientasi dan perilaku pemilih, sehingga diharapkan pemilih
dapat menjatuhkan pilihannya kepada salah satu partai atau kandidat tertentu.[2]
Kemasan produk
partai bisa berbentuk program yang inisiatif semisal gagasan politk, ideologi,
karateristik pemimpin partai serta program kerja partai yang memang diminati
oleh masyarakat sehingga ketika dalam pemilihan, mereka bisa merubah
pilihannya. Dalam pemilihan produk yang dilakukan oleh partai biasanya harus
diawali dengan sebuah riset tentang keadaan di lapangan. Hal ini harus
dilakukan sebuah partai agar mampu membaca peta politik lawan.
Marketing
politik sebenarnya merupakan suatu disiplin ilmu yang mengombinasikan antara
ilmu marketing dan ilmu politik. Sehingga bila ditelisik lebih lanjut marketing
politik termasuk pada subdisiplin ilmu yang ada didalam disiplin ilmu politik.
Tak heran bila partai yang pada subtansinya memakai ilmu politik harus juga
menggunakan disiplin ilmu management. Jadi perpaduan inilah yang akan menjadi
efektitasnya partai dalam mekampanyekan programnya.
Marketing
politik yang dijalankan partai dianalisis dan dibagi oleh Lees Machement menjadi 3 konsep yakni[3]:
1.
Partai
yang berorintasi dengan produk
Pada konsep ini
partai politik tidak terlalu mementingkan perolehan suara pada pemilihan umum.
Namun partai disini lebih mementingkan ideologi partai dengan mengandalkan
militansi dari para kadernya. Biasanya pada partai yang menggunakan konsep ini
memiliki kualitas output yang bagus dalam memahami arah dan ide partai itu
didirikan.
2.
Partai
yang berorientasi pada penjualan
Maksud dari
penjualan disini adalah upaya partai dalam memperoleh suara pemilih menggunakan
strategi penawaran ide, program partai, dan gagasan. Partai politik yang
menjalankan konsep ini harus sebaik mungkin dalam melakukan komunikasi politik
kepada pemilih. Seringkali partai menerapkanya dengan mensosialisasikan
programnya melalui iklan politik baik dimedia elektronik maupun cetak.
3.
Partai
yang berorientasi pada pasar
Konsep yang satu ini memang memilik
perbedaan yang mencolok jika dibandingkan dengan dua konsep sebelumnya. Dimana
partai menjalankan program partai mengikuti kehendak dari para pemilihnya.
Sehingga yang muncul bukan partai merancang program kerjannya tapi melihat dari
kebutuhan yang cukup urgent dipemilihnya.
Dari
sinilah marketing politik diterapkan oleh partai politik dengan sekaligus
meminta jasa konsultan politik guna memantapkan program kerja yang ditawarkan.
Pada umumnya pemilih memiliki karateristik yang berbeda pada setiap wilayah
pemilihan sehingga partai juga harus memiliki program yang bevariasi disetiap
daerah tersebut.
3.
Partai Gerindra
Partai gerindra merupakan partai yang tergolong baru dikancah
perpolitikan di Indonesia. Partai yang dideklarasikan pada tanggal 6 februari
2008 ini pertama diketuai oleh Suhardi yang dibantu politisi muda Fadli Zon dan
pengusaha Hashim Djojohadikusumo. Partai dengan lambang kepala burung garuda
ini dibetuk dalam upaya mencarika jalan keluar untuk memperjuangkan keadilan
dan kemakmuran bagi rakyat Indonesia. Dalam manifesto partai Gerindra tertulis
tentang terwujudnya tatanan masyarakat yang nerdeka , adil, makmur, berdaulat,
bersatu, serta beradab dan berketuhanan.
Partai ini juga mengkonsepkan masalah ekonomi kerakyatan yang sering
digadang-gadangkan oleh beberapa ekonom.
Prabowo Subianto sendiri yang selaku tokoh sentral di paertai ini,
sebelumnya merupakan dewan penasehat parti Golkar. Namun setelah ditunjuk untuk
membantu Gerindra Prabowo saat ini menjabat ketua partai menggantikan Suhardi sekaligus dewan pembina
partai. Pemberian lambang kepala garuda partai Gerindra merupaka inisiatif
Prabowo setelah mempertimbangkan masak-masak setelah sebelumnya banyak masukan
dari beberapa orang untuk memilih lambang harimau sebagai identitas partai.
Visi Partai Gerindra
adalah menjadi partai politik yang mampu menciptakan kesejahteraan rakyat,
keadilan sosial, dan tatanan politik negara yang melandaskan diri pada
nilai-nilai nasionalisme dan religius dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang
senantiasa berdaulat di bidang politik, berkepribadian di bidang budaya dan
berdiri diatas kaki sendiri dalam bidang ekonomi.[4]
Partai Gerindra
mulai ikut pemilu pertama kali pada tahun 2009 yang mana memperoleh 4,46% atau
4.646.406 suara.[5] Hasil ini menempatkan 26 kader Gerindra duduk
di perlemen. Pada tahun 2009 juga Gerindra berkoalisi dalam pemilihan presiden
dengan PDIP yang mengusung duet Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto.
Walaupun duet ini kalah bersaing dengan incumbent Susilo Bambang Yidhoyono
berdampingan dengan Budiono. Perolehan suara yang didapat Mega-Prabowo 26,79%
sedangkan SBY-Budiono 60,80% yang berakhir hanya satu putaran saja.[6]
Tahun 2014 partai Gerindra sukses memperoleh 14.760.371
(11,81 persen) yang naik seratus kalilipat dibanding hasil pemilu 2009.[7] Capaian
ini menjadikan partai Gerindra sebagai pemenang ketiga setelah PDIP dan Golkar.
Kemudian pada saat Pilpres Gerindra membentuk koalisi Merah Putih (KMP) bersama
PAN, Golkar, PPP, PKS, dan PBB mengsung pasangan Prabowo Hatta. Meski hasil
penghitungan akhir pasangan ini kalah tipis dengan Jokowi-Jusuf Kalla yang
diusung PDIP beserta koalisi Indonesia Hebat (KIH)
4.
Strategi Pemasaran Politik Gerindra
Strategi pemasaran politik atau juga sering disebut poltical
marketing dijadikan cara jitu untuk melakukan hubungan dengan konstituen secara efektif dan
efisen. Tujuan partai untuk beriklan untuk membangun posisi partai pada
konstituen dan juga mengharapkan adanya potensi pemilih baru.[8]
melakukan strategi dengan menempatkan posisi partai dan mengandalkan brand
partai bukanlah perkara mudah mengingat kompetisi antar partai yang sangat
ketat. Strategi pemasaran politik ini hampir dilakukan oleh seluruh partai
politik termasuk partai Gerindra. Oleh karenanya partai Gerindra melakukan
penawaran yang harus menarik agar mendapat pilihan dari masyarakat.
Hal ini tak lepas dari hasil yang diperoleh partai Gerindra pada
pemilu 2014 lalu yang perolehan suaranya meningkat tajam. Partai ini sendiri
memiliki marketing yang menggunakan jasa media massa dalam penewarannta partai
tersebut kepada masyarakat. Strategi ini membuat patai Gerindra lebih dikenal,
tetap dikenal, dan dikenal luas. Seperti pada pemilu 2014 lalu partai Gerindra
menampilkan 19 tema kampanye terbanyak dibanding dengan partai lainya.
Banyaknya tema yang dilayangkan dimaksudkan untuk menampilkan kreatifitas tim
Gerindra untuk memikat konstituen. Sehingga dengan banyak pilihan iklan
penonton tidak merasa bosan dan jenuh. Partai besutan Prabowo ini menghabiskan
26,49 milyar untuk melakukan iklan dimedia selama periode kampanye terbuka 16
maret 2014 sampai dengan 5 april 2014.[9]
Selain beriklan dimedia elektronik dan cetak, Gerindra juga menyasar
media sosial yang sebenarnya cukup efektif sebagai sasaran membangun image partai
pada pengguna medsos. Di facebook Gerindra menampilkan sosok garuda atau lebih
dikenal dengan Mas Garuda yang menyampaikan informasi mengenai aktvitas partai
Gerindra sangat melekat bagi para facebooker. Tercatat lebih dari 3,5 juta fanspage
partai Gerindra menjadikan partai ini sebagai pemilik fanspage terbesar dan
teraktif untuk katagori partai politik di asia tenggara. Lahan garapan yang
cukup menjanjikan untuk menyampaikan program kerja Gerindra disini juga
melibatkan kader-kader muda yang tergabung dalam organisasi sayap yang diberi
nama Tunas Muda Indonesia Raya (TIDAR). Disinilah salah satu kunci yang menjadi
sumber suara Gerindra [ada pemilu 2014.
Gerindra juga sangat lekat sekali dengan konsep kemandirian bangsa
sehingga tak heran jika partai Gerindra menjadi salah satu penggiat ekonomi
kerakyatan. Konsep yang pernah digariskan oleh bung Hatta ini diperjuangkan
kembali oleh Gerindra. Dimana posisi ekonomi kerakyatan berlandaskan pada
bagaimana mencapai kebutuhan hidup rakyat. rakyat disini menjadi subyek
sedangkan negara menjadi pemeran utama dalam upaya mensejahterakan rakyat
sehingga harapannya adalah saling melengkapi satu sama lain. Maka bentuk gotong
royong semacam koperasi yang memiliki mekanisme bagi hasil merupakan pilihan
tepat sesuai budaya bangsa Indonesia. Maka dari itu munculah program partai
gerindra seperti pendirian bank tani, bank nelayan, menambah alokasi anggaran
untuk buruh, UMKM, infrastukstur, dan rumah sehat desa.
Pada pelayanan kesehatan partai Gerindra menyediakan Ambulance
Gerindra yang diurus oleh Badan Kesehatan Indonesia Raya (Kesira) sebagai sayap
partai. Ambulance yang tersebar di seluruh Indoesia dari sabang sampai merauke
ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan 24 jam kepada masyarakat secara gratis.
Partai Gerindra sudah memiliki 400 unit mobil ambulance yang sudah beroperasi
sejak tahun 2010.[10]
Pelayanan gratis yang diberikan baik antar orang sakit, meninggal, dan masalah
darurat lainya. Pogram Gerindra ini dimaksudkan untuk meringankan bebab masyarakat
ekonomi lemah sekaligus kewajiban partai politik dalam memberikan pelayanan
membanru pemerintah. Pada momen lebaran Gerindra juga mendirikan 200 posko
mudik guna memberikan pelayanan kesehatan bagi para pemudik yang tersebar dari
Jawa, Bali dan NTB.[11]
Ada satu program yang mejadi daya tarik Gerindra yakni istilah
revolusi putih. Nama ini diambil menyangkut masalah kesehatan bagi anak-anak
Indonesia, program yang dicanangkan dengan memberikan susu kepada anak-anak
miskin disekolah. Aksi ini diwanti wanti akan bisa dirasakan manfaatnya di masa
depan sebab program ini termasuk program jangka panjang. Program revolusi putih
ini menjadikan Gerindra satu-satunya partai yang membagikan susu gratis di
Indonesia. Pembagian susu juga diberikan pada korban bencana alam seperti
peristiwa meletusnya gunung kelud, banjir di Indamayu, dan diberbagai tempat
lainya.
Enam program aksi transformasi yang menjadi jurus jitu Gerindra
pada pemilu tahun lalu cukup menarik konstituen, utamanya untuk kalangan muda.
Menurut exit poll yang dirilis Indikator Politik Indonesia pemilih utama
partai ini berasal dari kelompok usia kurang dari 25 tahun dan usia antara
26-40 tahun.[12]
Tentunya segmen dari pemilih muda ini menjadi tabungan suara Gerindra untuk
pemilu mendatang dengan catatan mampu mempertahankan program yang memang
menjadi daya tarik kelompok pemilih usia muda tersebut. Gerindra sendiri dalam 6
program aksi memang memfokuskan pada masalah yang dihadapi generasi muda
seperti lapangan pekerjaan, pendidikan, teknologi dan olahraga.
Disisi lain partai Gerindra juga berhasil mengambil alih predikat
partainya wang cilik dari PDIP, mengingat gaya dalam menjajakan program Gerindra
memang menyasar pada para petani, nelayan dan buruh. Dari pemasaran program
partai tersebut terbukti berhasil menarik pemilih dan meraup suara 3 kali lipat
dibanding pemilu tahun 2009. Tak ayal jika sebagian pengamat menyebutkan
pemenang pemilu 2014 pertama ditempati Gerindra dengan memperoleh kenaikan7%
suara disusul PDIP 5% dan PKB%.
5.
Prabowo effeck, kunci suara Gerindra
Terlepas dari semua program yang dijalankan, partai Gerindra juga
mempunyai kartu truf yang menarik animo cukup besar, yakni sosok Prabowo
Subianto. Tak dipungkiri pengaruh dari peran sentral Prabowo berdampak
signifikan juga terhadap perolehn suara Gerindra. Dengan sosok tegas, berwibawa
dan visioner memiliki daya tarik tersendiri bagi para pemilih pemula. Meski
terlepas dari masa lalu Prabowo yang disangkutpautkan dengan pelanggaran HAM
masa orde baru. Pada dasarnya publik sudah mengetahui jauh-jauh hari tentang
Prabowo sebagai calon Presiden padahal Prabowo sendiri belum secara resmi maju
sebagai calon. Disinilah peran Gerindra dalam memposisikan Prabowo sebagai
salah satu icon partai baik dalam tampil diiklan atau dalam penyampaian
gagasan-gagasan partai.
Politik pemasaran Gerindra semakin sukses setelah berhasil membangun citra dari sosok Prabowo sebagai sosok yang ideal sebagai presiden.
Seperti yang dipaparkan oleh Nimmo terkait citra personal dalam politik
memiliki tiga manfaat diantaranya, Pertama, betapapun benar atau kelirunya,
lengkap atau tidak lengkapnya pengetahuan orang tentang politik, hal itu
memberikan jalan kepadanya untuk memahami peristiwa politik tertentu. Kedua,
kesukaan atau ketidaksukaan umum pada citra seseorang tentang politik
menyajikan dasar untuk menilai objek politik. Ketiga, citra diri seseorang
memberikan cara menghubungkan dirinya dengan orang lain.[13] Pembangunan
citra yang dilakukan Gerindra tidak serta merta instan tapi maraton sejak tahun
2009 hingga menjelang pemilu tahun 2014.
Komunikasi dua arah yang dibangun Gerindra dengan memanfaatkan
media daring berhasil menyedot fanspage baik di facebook maupun di twitter
dengan sosok Prabowo sebagai brand politik. Melalui media tersebut Gerindra
melakukan interaksi dengan para pengguna sehingga jumlah penggemarnya melebihi
presiden RI. Langkah yang dilakukan Gerindra tersebut tidak diikuti oleh partai
lain. Tak heran jika tercatat dalam mesin monitoring socialmetion.com dan
howsociable.com Prabowo menjadi salah satu nama yang menjadi trandingtopic
utamanya dalam jejaring sosial.[14] Posisi
tersebut tak lepas dari peran para simpatisan dan team media Gerindra dalam
membangun opini publik. Sehingga pendapat publik mengenal Gerindra sebagai
Prabowo dan Prabowo sebagai Gerindra.
Gaya membangun citra disini juga tak lepas dari peran konsultan
politik yang cermat dalam menyusun strategi untuk memoles partai. Perbedaan
strategi Gerindra dari pemilu 2009 dengan 2014 terlihat begitu jelas. Dimana
pada 2009 Gerindra melakukan perekrutan anggota secara masal dengan mencetak
kurang lebih 12 juta kartu anggota. Sayangnya pasca pemilihan perolehan suara partai
Gerindra tidaklah berbanding lurus dengan jumlah kartu anggota yang dicetak.
Pada saat tahun tersebut 2009 Gerindra hanya meperoleh suara 4. hanya sepertiga
suara dari total kartu anggota yang dicetak. Hal ini merupakan salah satu
strategi pemasaran politik gagal yang Gerindra jalankan.
Selain itu pada pemilu 2009 Gerindra hanya mengandalkan pembangunan
position dialam bawah sadar pubik dengan memborbadir iklan dimedia
elektronik terutama televisi. Sehingga program partai yang realistis dan riil
belum dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat. Hanya saja penanaman mindset
masalah Indonesia yang harus berdikari dibidang ekonomi, politik dan budaya yang
dibawakan Prabowo berhasil menjadi jargon ampuh yang berkelanjutan hingga
menjelang pada pemilu 2014.
Baru pada tahun 2010 Gerindra banyak mengkonsepkan inovasi-inovasi
program partai yang sekiranya mampu menjadi daya pikat konstituen. 6 program
transformatif menunjukan Gerindra telah meemukan inovasi program yang belum
dimiliki partai lain. Program tersebut menjadi dasar Gerindra untuk
menkampanyekan perubahan besar di Indonesia. Kepedulian yang dibangun memiliki
ruh dan aksi nyata menjadikan Gerindra sebagai partai yang sukses membangun
kepercayaan kepada para pemilihnya.
6.
Catatan Kritis
Terlepas
dari kesuksesan Gerindra memperoleh suara tiga kali lipat lebih banyak dari
pemilu sebelumnya, partai kepala burung garuda juga memiliki beberapa catatan
yang harus diperhatikan. Hal ini merujuk pada peumpamaan tiada gading yang tak
retak yang sering kita dengar. Pertama strategi pemasaaran partai Gerindra
lebih didominasi oleh pemasaran dari ketokohan Prabowo Subianto. Upaya
pembanguanan image partai yang tergolong sukses ini juga mejadi masalah
kedepanya. Dimana partai Gerindra akan krisis tokoh sentral dimasa yang akan datang bila Prabowo Subianto sudah
tidak lagi aktif didunia perpolitikan. Hal ini juga akan berpengaruh pada
perolehan suara Gerindra yang dimasa yang akan datang akibat sudah tidak
memiliki image atau icon partai yang visioner.
Disatu
sisi pengemasan citra Prabowo Subianto sebagai tokoh Gerindra memang mendapat
apresiasi sukses. Penilaian ini diambil dari pendapat masyarakat yang mengenal
Prabowo sebagai tokoh Gerindra. Tapi ada satu catatan merah yang juga bisa
menjadi blunder bagi partai Gerindra terkait masalah dugaan pelanggaran
HAM yang dilakukan Prabowo. Disinilah yag kerapkali menjadi sasaran tembak oleh
para lawan-lawan politik untuk menjatuhkan citra Gerindra dan Prabowo.
Pada
catatan yang lain ambulace gratis yang disediakan oleh Gerindra tiak sesuai
dengan jumlah penduduk yang membutuhkanya. Disinilah upaya pengrus Gerindra
pusat untuk terus mengupayakan penambahan unit ambulance gratis ke masyarakat.
Seperti yang saya peroleh dari saah satu DPC di Kapupaten Jombang yang emenyebutkan
bahwa untuk Jombang beluum memilik mobil ambulance gratis. Sehingga terkadang
akibat tidak meratanya pembagian ambulance ini berdampak pada loyalitas
pengurus partai atau DPC di daerah. Dalam pengimplementasiannya mash menyisakan
pertanyaan apakah ambulace itu gratis 100% atau pegguna masih harus menanggung
beban bahan bakar dan jasa sopir ambulance itu sendiri. Jadi setidaknya partai
harus menjelaskan secara detail agar tidak memunculkan spekulasi masalah penggunaan
ambulance Gerindra tersebut.
Terakhir
yang harus tetap diperjuangkan partai Gerindra yakni tetap konsisten dalam
menjajakan program yang telah dikonsepkan oleh partai semisal masalah revolusi
putih atau bagi-bagi susu gratis. Disini Gerindra harus tetap menjalankan
program tersebut walaupun bukan pada saat masa pemilu. Sehingga manfaat yang
diperoleh ialah kepercayaan masyarakat yang terus meningkat dengan anggapan
program Gerindra bukan hanya sebagai momen mencari perhatian pada pemilu saja.
Daftar Pustaka
Nursal, Adman. Strategi Memenangkan Pemilu,
Gramedia: Jakarta.
Balai Pengkajian dan Pengembangan
Komunikasi dan Informatika.2013.Dinamika Komunikasi Politik Menjelang Pemilu
2014. Bandung: Kementrian Komunikasi dan Informatika.
Dominic
Wring,” Reconciling Marketing with Political Science: Theories of Political
Marketing”, Journal of Marketing Management, 1997, Vol 13,
pp.651-663, 6
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/496135-parpol-dan-aktivitas-iklan-tv-selama-masa-kampanye
diakses pada 4 november 2014 pukul 20.49
http://nasional.kompas.com/read/2014/05/09/2357075/Disahkan.KPU.Ini.Perolehan.Suara.Pemilu.Legislatif.2014
diakses pada 4 november 2015 pikul 13.43
http://www.detiklampung.com/berita-1246-gerindra-tambah-bantuan-ambulan.html
Indikator (2014). Hasil Exit Poll
Pemilu Legislatif 2014. Jakarta, Indikator Politik Indonesia - Metro TV.
Wawancara
dengan ketua DPC. Gerindra Kab. Jombang Jawa Timur
[1] Dominic
Wring,” Reconciling Marketing with Political Science: Theories of Political
Marketing”, Journal of Marketing Management, 1997, Vol 13,
pp.651-663, 6
[2]
Adman Nursal, Strategi Memenangkan Pemilu, Gramedia: Jakarta, 2004 hlm 23.
[3]
Ibid.,
[4]
http://partaigerindra.or.id/manifesto-perjuangan-partai-gerindra
[6]
http://news.detik.com/berita/2645367/melihat-perbandingan-pilpres-2004-2009-dan-2014
diakses pada 4 november 2015 pukul 13.31
[7]http://nasional.kompas.com/read/2014/05/09/2357075/Disahkan.KPU.Ini.Perolehan.Suara.Pemilu.Legislatif.2014
diakses pada 4 november 2015 pikul 13.43
[9]
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/496135-parpol-dan-aktivitas-iklan-tv-selama-masa-kampanye
diakses pada 4 november 2014 pukul 20.49
[10]
http://www.detiklampung.com/berita-1246-gerindra-tambah-bantuan-ambulan.html
diakses pada 5 november 2015 pukul 21.14
[11]
http://www.beritakendal.com/2013/08/03/partai-gerindra-buka-200-posko-mudik/diakses
pada 5 nvember pukul 21.43
[12]
Indikator (2014). Hasil Exit Poll Pemilu
Legislatif 2014. Jakarta, Indikator Politik Indonesia - Metro TV.
[13]
Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika.2013.Dinamika
Komunikasi Politik Menjelang Pemilu 2014. Bandung: Kementrian Komunikasi dan
Informatika.
[14]
Ibid.,
Komentar
Posting Komentar